Table of Contents
Selamat datang di dunia pupuk organik! Di sini, kita akan menjelajahi bagaimana pengalaman belajar di Jepang dapat menginspirasi pembuatan pupuk organik yang berkualitas dan cara-cara inovatif dalam pertanian. Agusti Pratama Ul Husna, pendiri pabrik pupuk organik di Purworejo, membagikan kisahnya yang menarik dan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai kesuksesan. Mari kita lihat lebih dekat.
Awal Mula Usaha Pupuk Organik
Agusti Pratama Ul Husna, yang tinggal di desa Jjenar Kidul, mulai usaha pabrik pupuk organik pada tahun 2019. Dengan pengalaman magang di Jepang, ia terinspirasi untuk membawa pengetahuan tentang pertanian organik ke Indonesia. Saat di Jepang, ia menyadari bahwa banyak bahan baku pupuk organik yang berasal dari Indonesia. Hal ini memunculkan cita-cita untuk mendirikan pabrik pupuk organik di tanah airnya.
Agusti menjelaskan, “Kunci dari usaha kita adalah bagaimana cara memasarkan produk berkualitas. Semua orang bisa membuat pupuk, tetapi tidak semua orang bisa menjualnya.” Ini adalah tantangan yang dihadapi oleh banyak pengusaha, dan Agusti tidak terkecuali. Ia mengingat banyak pengalaman pahit dalam pemasaran, termasuk ditolak dan dibohongi. Namun, dengan ketekunan dan ikhtiar, usaha ini terus berkembang.
Perbedaan Pupuk Organik dan Pupuk Kimia
Salah satu hal menarik yang dibahas Agusti adalah perbedaan antara pupuk organik dan pupuk kimia. Melalui pengalamannya di Jepang, ia belajar bahwa penggunaan pupuk organik dapat menghasilkan tanaman yang lebih berkualitas. Tanaman yang dipupuk dengan pupuk organik cenderung memiliki rasa yang lebih manis dan tidak pahit, berbeda dengan tanaman yang menggunakan pupuk kimia.
“Di Jepang, orang-orang tua yang berusia 80 hingga 90 tahun masih aktif berkebun. Mereka sudah banyak yang meninggalkan konsumsi produk pertanian yang mengandung bahan kimia,” ungkapnya. Ini menunjukkan bahwa kesadaran akan kesehatan dan kualitas produk semakin meningkat, terutama di kalangan petani yang lebih tua.
Proses Pembuatan Pupuk Organik
Sebelum memproduksi pupuk organik, Agusti melakukan riset untuk menemukan formula yang tepat bagi tanah di Indonesia. Ia juga memiliki kebun percobaan untuk menguji tanaman yang kurang unsur hara. “Kami membuat produk sesuai dengan standar komposisi yang dipakai di Jepang,” katanya.
Proses pembuatan pupuk organik melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, mereka menggunakan bahan baku seperti arang sekam, kokopit, pasir, dan pupuk kohe fermentasi. Semua bahan ini dicampur tanpa menggunakan tanah, terutama saat penyemaian, untuk menghindari serangan virus dan bakteri.
Setelah itu, proses fermentasi memerlukan waktu minimal 14 hari. Agusti menekankan pentingnya waktu dalam proses ini, karena jika kurang dari 14 hari, tanaman bisa layu akibat kepanasan dan mempengaruhi kualitas pertumbuhan. “Kami juga memeriksa pH tanah sebelum pengolahan,” tambahnya.
Aplikasi Pupuk Organik
Setelah proses pembuatan pupuk selesai, pupuk organik dapat diaplikasikan ke lahan pertanian. Agusti menjelaskan bahwa langkah pertama adalah mengolah tanah dengan pupuk kohe fermentasi dan arang sekam. “Setelah itu, baru dicampur dan ditanam,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa pupuk cair dari pupuk kohe fermentasi bisa digunakan sebagai variasi, dan pestisida organik dapat diaplikasikan untuk mengatasi hama. Ini adalah langkah penting untuk memastikan tanaman tumbuh dengan baik dan terhindar dari penyakit.
Strategi Pemasaran Produk
Pemasaran produk pupuk organik adalah tantangan tersendiri. Agusti menerapkan strategi pemasaran “getuk tular,” di mana petani yang telah mencoba produknya akan merekomendasikannya ke petani lain. “Awalnya, saya mengajak mitra untuk mencoba produk kami,” ujarnya.
Ia juga menawarkan produk ke toko-toko pertanian, meskipun sering kali menghadapi penolakan dan pengalaman tidak menyenangkan. “Saya pernah ditolak, bahkan diusir saat menawarkan produk,” kenangnya. Namun, pengalaman-pengalaman tersebut membentuknya untuk lebih sabar dan tangguh dalam menghadapi tantangan pemasaran.
Perkembangan Usaha dan Harapan ke Depan
Selama lima tahun berdiri, usaha pupuk organik Agusti telah berkembang pesat. Produk mereka kini sudah tersedia di berbagai pulau, termasuk Sumatera dan Kalimantan. “Dengan cuaca yang baik, kami bisa memproduksi hingga dua ton pupuk per hari,” ujarnya dengan bangga.
Agusti berharap petani di Indonesia dapat lebih maju dan mengikuti perkembangan teknologi pertanian. Ia juga berharap pemerintah dapat memberikan dukungan kepada petani dan pengusaha pupuk organik. “Anak-anak muda yang ingin memulai usaha, lakukan sesuai dengan kemampuan dan passion kalian. Jangan ikut-ikutan tren,” pesannya.
Akhir Kata
Dengan semangat dan dedikasi, Agusti Pratama Ul Husna telah berhasil menciptakan produk pupuk organik yang berkualitas dan mendukung pertanian berkelanjutan di Indonesia. Pengalamannya di Jepang memberikan banyak wawasan yang berharga, dan kini ia berharap untuk berbagi pengetahuan tersebut dengan petani lain.
Jika Anda ingin melihat langsung proses pembuatan pupuk organik atau ingin membeli produk, Anda bisa menghubungi Agusti di nomor kontak yang telah disediakan. Mari kita dukung pertanian organik dan masa depan yang lebih baik untuk petani Indonesia!